Pesan Ruh kepada Raga


Kuatkan lagi benteng dirinya ya? untuk pondasi-pondasi yang belum kokoh, dibenahi lagi ya? masih ingat dengan pembuktian untuk diri sendiri?
Kehidupanmu mungkin sudah dipenuhi dengan perkara jatuh dan bangun, begitu berulang. Ada masa di mana jatuh-sejatuh-jatuhnya, tapi kamu bisa bangkit dan perlahan mulai berjalan kembali menghadapi hidup. Pun ada masa di mana bagun-sebangun-bangunnya, tapi jangan lupa memberi nafas untuk diri sendiri ya? 

Kelak, saat waktunya menjemput, aku tidak ingin sia-sia meninggalkanmu. Saat di mana aku akan beranjak darimu, adalah saat di mana rancangan hidup akan tetap diyakini banyak kepala, meski tak segala rancangan menemui pencapaiannya, namun mereka abadi di dalam hati siapapun yang sudah bersedia meyakini rancangan hidupmu.

Maaf, aku belum bisa menghidupkanmu dengan banyak hal yang lebih bermanfaat. Maaf, jika kamu merasa sangat lelah kesana-kemari karena berjuang begitu tangguh untuk segala hal yang memang mesti diperjuangkan. Dan, maaf.. untuk beberapa hal yang sudah dicoba namun belum menemui tempatnya.

Selama masih melekat denganmu, aku akan tetap berjuang, agar kelak, akan ada mata indah yang berbinar-binar menyaksikan kebahagiaan, karena hasil dari perjuangan selama ini.
Aku akan tetap berjalan mantap menyusuri bebatuan pun semak belukar yang menghadang, hingga kelak, akan ada bibir gemas yang dapat menyimpulkan senyuman elok menyambut pelukan dari berbagai insan di dunia dengan penuh kebanggaan.

Berjuang adalah keharusan
Keharusan dalam memperjuangkan hidupmu
Hidupmu adalah kendalimu 
Kendalimu dalam dirimu 
Pelukan hangat tersedia untuk mereka-mereka yang senantiasa ada dan turut meyakini rancangan hidupmu
Tak apa terjatuh, bahkan hingga berdarah-darah sekalipun, kamu tahu obatnya
Aku yakin, padamu, diriku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Ungkapan untuk Tuhan

Satu Kalimat.

Pukul 03:46